REPUBLIKA.CO.ID, Sayyid Quthb Ibrahim Husain Asy-Syadzili (1324-1386
H/1906-1966 M) atau sangat popular dengan nama Sayyid Quthb adalah salah
satu di antara sekian banyak penulis, pemikir Islam, dan politikus yang
amat aktif dalam berbagai aliran dan pergerakan kebangkitan Islam
modern.
Kiprah tokoh asal Mesir ini banyak mengundang perdebatan sengit hingga saat ini.
Sayyid Quthb adalah sebuah nama legendaris di kalangan aktivis gerakan Islam.
Namanya dipuji kaum pergerakan Islam di seluruh dunia, dari yang moderat seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan kelompok-kelompok Islam lainnya di Indonesia, hingga kalangan gerakan Islam radikal, seperti Al-Jihad dan Jamaah Islamiyah (Mesir), serta Al-Qaidah dan kelompok-kelompok lokal yang berafiliasi dengannya.
Sebaliknya, oleh kalangan penguasa sekuler, media massa dan peneliti Barat, Sayyid Quthb mendapat stempel buruk. Ia dijuluki sebagai ideologi gerakan radikal Islam, ‘Bapak Islam Fundamentalis’ bahkan ‘Guru Para Teroris’. Sebutan itu dilekatkan kuat pada Sayyid Quthb karena tokoh-tokoh radikal Islam menjadikan tulisan-tulisan Sayyid Quthb sebagai inspirasi gerakan mereka, yang umumnya memilih jalur kekerasan bersenjata.
Namun, apakah klaim-klaim tersebut benar adanya? Apakah pemikiran Sayyid Quthb itu sama dengan yang dipahami kalangan radikal dan juga islamofobia di Barat?
Buku yang ditulis oleh peneliti Islam asal Suriah, Dr Munir Muhammad Al-Ghadhaban ini berupaya memberikan jawaban yang tuntas dan obyektif terhadap stigma negatif tersebut. Setelah melakukan penelitian selama beberapa tahun di Mesir tentang Sayyid Quthb, ia menyimpulkan bahwa Sayyid Quthb bukanlah seorang tokoh penganjur kekerasan. Justru sebaliknya, Sayyid Quthb adalah seorang tokoh anti kekerasan.
Mengutip berbagai tulisan maupun komentar Sayyid Quthub–baik sebelum dipenjara rezim Nasser maupun setelah ia keluar dari penjara–-peneliti tersebut menegaskan bahwa Sayyid Quthb justru merupakan seorang aktivis yang menentang aksi-aksi anarki dan kekerasan dalam mewujudkan tujuan dakwah. Fakta menunjukkan, sesungguhnya jauh lebih banyak pengikut dan pengagum Sayyid Quthb yang menempuh jalur non-kekerasan untuk mencapai tujuan dakwah mereka, termasuk dalam bidang politik, bila dibandingkan dengan para “pengikutnya” yang menempuh jalur kekerasan.
Buku ini sangat perlu dibaca, terutama oleh kalangan muda dan para aktivis pergerakan dan dakwah. Namun, sesungguhnya buku ini juga amat perlu dibaca oleh setiap Muslim.
Judul buku : Benarkah Ia ‘Guru’ Para Teroris?
Penulis : Dr Munir Muhammad al-Ghadhaban
Penerbit : Khatulistiwa Press
Cetakan : I, Januari 2012
Tebal : ix+278 hlm
Kiprah tokoh asal Mesir ini banyak mengundang perdebatan sengit hingga saat ini.
Sayyid Quthb adalah sebuah nama legendaris di kalangan aktivis gerakan Islam.
Namanya dipuji kaum pergerakan Islam di seluruh dunia, dari yang moderat seperti Ikhwanul Muslimin di Mesir, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan kelompok-kelompok Islam lainnya di Indonesia, hingga kalangan gerakan Islam radikal, seperti Al-Jihad dan Jamaah Islamiyah (Mesir), serta Al-Qaidah dan kelompok-kelompok lokal yang berafiliasi dengannya.
Sebaliknya, oleh kalangan penguasa sekuler, media massa dan peneliti Barat, Sayyid Quthb mendapat stempel buruk. Ia dijuluki sebagai ideologi gerakan radikal Islam, ‘Bapak Islam Fundamentalis’ bahkan ‘Guru Para Teroris’. Sebutan itu dilekatkan kuat pada Sayyid Quthb karena tokoh-tokoh radikal Islam menjadikan tulisan-tulisan Sayyid Quthb sebagai inspirasi gerakan mereka, yang umumnya memilih jalur kekerasan bersenjata.
Namun, apakah klaim-klaim tersebut benar adanya? Apakah pemikiran Sayyid Quthb itu sama dengan yang dipahami kalangan radikal dan juga islamofobia di Barat?
Buku yang ditulis oleh peneliti Islam asal Suriah, Dr Munir Muhammad Al-Ghadhaban ini berupaya memberikan jawaban yang tuntas dan obyektif terhadap stigma negatif tersebut. Setelah melakukan penelitian selama beberapa tahun di Mesir tentang Sayyid Quthb, ia menyimpulkan bahwa Sayyid Quthb bukanlah seorang tokoh penganjur kekerasan. Justru sebaliknya, Sayyid Quthb adalah seorang tokoh anti kekerasan.
Mengutip berbagai tulisan maupun komentar Sayyid Quthub–baik sebelum dipenjara rezim Nasser maupun setelah ia keluar dari penjara–-peneliti tersebut menegaskan bahwa Sayyid Quthb justru merupakan seorang aktivis yang menentang aksi-aksi anarki dan kekerasan dalam mewujudkan tujuan dakwah. Fakta menunjukkan, sesungguhnya jauh lebih banyak pengikut dan pengagum Sayyid Quthb yang menempuh jalur non-kekerasan untuk mencapai tujuan dakwah mereka, termasuk dalam bidang politik, bila dibandingkan dengan para “pengikutnya” yang menempuh jalur kekerasan.
Buku ini sangat perlu dibaca, terutama oleh kalangan muda dan para aktivis pergerakan dan dakwah. Namun, sesungguhnya buku ini juga amat perlu dibaca oleh setiap Muslim.
Judul buku : Benarkah Ia ‘Guru’ Para Teroris?
Penulis : Dr Munir Muhammad al-Ghadhaban
Penerbit : Khatulistiwa Press
Cetakan : I, Januari 2012
Tebal : ix+278 hlm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan bubuhkan komentar anda